Cari Blog Ini

Jumat, 28 Agustus 2009

belajar, belajar dan belajar

Siapa bilang belajar harus tunggu momen ujian dulu? Tapi sy mah yakin da, kalopun tidak dikatakan semuanya, yaa mungkin lebih dari duapertiga manusia di berbagai dunia belajar kalo mau ujian atau sedang membutuhkan ilmu yang akan dia gunakan. Sok ngaku, betul tidak? Hehe.

Tak terkecuali sy sendiri. Ya begitu deeh... belajar, ngapalin teh kalo sedang ada momen. Misal, dulu sejak masih bebenyit ngapalin pelajaran pasti kalo pas mau ulangan. Waktu di pesantren juga sama. Menghapal albaqarah karena mau diujikan pas kelulusan. Hadits-hadits, tata cara sholat di pelajari dan dihapal juga karena mau ujian tulis dan ujian praktek. Saat kuliah juga sama. Sok aja liat, kalo lagi musim ujian semester, pasti kos-kosan atau kamar mahasiswa teh pabalatak, diktat berserakan, fotokopian dimana-mana, tak luput aneka camilan dan gelas isi kopi, teh manis, atau susu coklat yang menddak jadi menu wajib. Malam-malam pun lebih hangat dari hari-hari biasa, karena banyak yang begadang untuk SKS, hihi... jadi inget momen-momen itu, karena sy pun mengalaminya. Ya! Sy satu diantara duapertiga manusia yang biasa melakukan kebiasaan buruk itu. Astaghfirullaah!

Jujur sy katakan kepada semua... sebaiknya kebiasaan buruk ini jangan dipelihara deh... rugi! Percaya geura...
Lebih lagi, sebagai seorang muslim, dimana konsekuensi keimanan kita kepada Allah adalah terikat dengan segala aturan Allah kan memestikan kita untuk selalu beraktivitas sesuai dengan syari’atNya. Betul tidak? Lha sekarang kalo kebiasaan belajar kita seperti ini, bagaimana kita bisa senantiasa terikat dengan aturan2Nya?...karena bukankah aturan2 Allah harus SENANTIASA KITA PELAJARI SETIAP WAKTU?

Aha!
Inilah yang sy alami beberapa saat yang lalu, saat sy menghadapi sebuah kenyataan bahwa beberapa waktu mendatang (dengan izinNya, dan semoga Dia memberi kesempatan itu), sy harus menunaikan rukun Islam yang kelima, berhaji dan umrah. Terus terang sy mah kelimpungan banget, karena ilmu yg sy miliki, terutama terkait manasik boleh dikata NOL. Aarrrrgggh...yang akhirnya sempat membuat ’ketegangan’ dalam diri. Hidup tak tenang, makan tak enak, tidur tak nyenyak (jiehh, hiperbolis kieu nya?..hehe). tapi emang iya juga sih...pokoknya mah intinya, gelisah ajah. Karena khawatir dan takut, disana mesti ngapain, duh...do’a-do’anya belum hapal, gimana kalo ibadahnya tidak sempurna...padahal kesempatan belum tentu datang dua kali, gimana kalo disana melakukan kesalahan2...dan sejumlah pertanyaan memenuhi benak...mana haji mandiri lagi, karena ngga ikut yayasan manapun.

Tapi kegelisahan itu akhirnya meredam seiring dengan aktivitas mengais ilmu yang kami lakukan. Meski sedikit demi sedikit.. tapi lumayan lah. Kami pun belajar ke sana sini; searching dari internet, lalu kami kumpulkan dan kami edit menjadi sebuah buku, pinjam buku2 manasik, liat VCDnya dan alhamdulillah (karena ketidak Pdan), di detik-detik terakhir pelunasan akhirnya kami menemukan KBIH yang insya Allah secara kayfiyyah sesuai dengan sunnah Rasulullaah Saw. Hehe, tak ada kata terlambat bukan? Meski kami harus bolak balik Bogor-Bandung, karena KBIHnya ada di Bandung.. tak apa lah... yang penting kami tumaninah, dan puas tentu saja... alhamdulillaah...

Ttg manasik haji dan umrah
belajar manasik sendiri memang gampang-gampang susah. Selain butuh komitmen untuk meluangkan waktu khusus mempelajari ilmu manasik, dibutuhkan juga ketekunan dan sikap kritis. Karena dalam beberapa kayfiyah ada perbedaan-perbedaan yang tak jarang bikin bingung. Ya, gini deh resikonya jadi muqallid ’aam... serba ga tahu karena tidak menguasai dalil terkait ilmu manasik. Mungkin juga karena yang sy jelaskan di awal, sy tdk pernah mempersiapkan diri sebelumnya. Salah sendiri ya? :)

Tapi menjadi muqallid ’aam dalam masalah manasik, tak menyurutkan langkah kami untuk naik tingkat menjadi muqallid muttabi’. dalam kesempitan waktu yang kami miliki, kami paksakan banyak belajar. mereka yang mengikuti yayasan kelompok bimbingan ibadah haji (kbih), sudah sejak bulan januari mendapatkan ilmu manasik di yayasannya masing-masing. Kami sendiri, karena awalnya haji mandiri (tidak ikut ke kbih manapun, karena tidak ada kbih yang sreg di hati) baru bulan juni pertengahan mengikuti manasik yang difasilitasi oleh Depag kecamatan di Bogor Utara. Meski sejak sebelumnya kami sudah mulai searching by internet. Tetap saja, di permulaan mempelajari manasik haji, kami menemui cukup banyak kesulitan. Mungkin karena dalam pelaksanaan ibadah haji urutan2nya agak ribet, terutama di tanggal 8-9-10 djulhijjah, yaitu yaum attarwiyyah, yaumul arofah dan yaumun nahar.

Kalo sekarang sih, alhamdulillah... masa-masa rieut dan bingung nya sudah berlalu...seiring dengan bertambahnya ilmu hasil mengais-ngais tea, hehe... terlebih setelah mengikuti kbih persatuan islam yang pusatnya di bandung... Uuh! Mantap. Saat pembekalan kedua yang dilaksanakan tgl 9 agustus lalu di PPI 84 ciganitri dekat rumah orangtua sy di bojongsoang, serasa lebih cling! Hebring lah pokonya mah...

Ada satu hal yang sy bisa ambil pelajaran dari apa yang sy alami ini, bahwa BELAJAR JANGAN TUNGGU MOMEN, apalagi belajar syari’ah Islam. Belajarlah segala hal terkait aturan-aturan yang telah Allah tetapkan bagi kita hamba2Nya setiap saat. Karena waktu yang ada tidak lebih banyak dari ilmu yang wajib kita kuasai.

Tu be kontinyu.....insya Allah
(semoga bermanfaat)

dahsyatnya bahasa al-Qur’an #1 : murid cerdas yang mudah marah

Kisah ini adalah kisah nyata, jadi saya membuatnya tidak dalam rangka mengarang-ngarang cerita. Kisah ini betul-betul saya alami sendiri saat menjadi guru di homeschooling group SD. Sy coba buat berseri, karena banyak hal yang saya alami sendiri saat menyelesaikan persoalan tilmidzaat hsgsd (homeschooling sd) dengan menggunakan pendekatan dalil ayat2 al-qur’an dan hadits…

Sy sendiri di hsgsd mengajarkan tahfidz dan mata pelajaran sains untuk kelas 1, 2, 4 dan 5 SD. Jumlah muridnya sendiri masih sedikit, kelas 4 lima siswa, dan kelas 5 hanya dua siswa. maklumlah...namanya juga homeschooling. Tapi untuk kelas 2, jumlahnya lebih banyak ; 12 siswa, dan di tahun ajaran baru ini jumlah siswa kelas 1 mencapai kuotanya yakni 15 siswa. Hmm, ternyata makin banyak peminat homeschooling....

Nah, alkisah di suatu hari saat saya sedang rehat beberapa saat setelah mengajar sains di kelas 4 di lt.2, ketika saya duduk-duduk di meja guru di kantor kami yang mungil... terdengar suara gaduh dari lt.2...tak lama kemudian menggemalah suara tangis bocah yang padahal sudah kelas 4 sd itu.

Tak lama berselang, si murid tersebut sudah menampakkan batang hidungnya tentu saja dengan tetap meraung-raung menangis. Ada apakah gerangan? saya pun memeluknya dan bertanya mengapa dia menangis sejadi-jadinya. Masih dalam raungannya, dia pun menjawab ”aku di ledek bu...” pendek.

”memangnya masalahnya apa, zan?”

”teman-teman kan tau, saya orangnya emosian, bu... kenapa mereka masih saja membuat saya marah, heuuuu...heuuuu....heuuu...” masih menangis.

Rizan. Ya! Anak baru yang sebelumnya menimba ilmu di sekolah reguler ini memang unik. Dulu, saat dia masih sekolah di SD negeri, dia sering bermasalah. Dengan kondisi emosinya yang sering meledak-ledak, tentulah teman-teman dan lingkungan sekolahnya sering mencapnya sebagai anak yang ’susah di atur’ atau mungkin ’anak nakal’. Padahal tak sepenuhnya benar, sy pikir mereka hanya melihat sosok anak ini dari satu sisi, dan mereka tak mampu melihat sisi istimewa yang lain. Sy sndiri mengenalnya sebagai murid yang sangat brilian, kritis, cerdas berbahasa dan mudah menghapal. Kegemarannya yang sangat menonjol adalah membaca ensiklopedi. Jadilah pengetahuannya melebihi ambang batas teman-teman sekelasnya. Dan bacaannya favoritnya adalah all about fauna. Jadilah dia hapal aneka spesies satwa, sistem pernafasan hewan yang beraneka ragam, habitat hidupnya, cara berkembangbiak, bahkan dia hapal perbedaan dan nama2 spesies dalam satu ordo. Saya pun tercengang dibuatnya!...hanya saja dia tak suka menulis. Menulis adalah hal yang paling menyebalkan baginya.. jika teman-temannya yang cuma 4 orang sibuk menyalin materi dari whiteboard, dia pun sibuk, tapi sibuk menggambar. Ya! Menggambar adalah kegemarannya yang lain, bahkan dia sangat pintar membuat cerita bergambar. Pernah satu ketika dia memperlihatkan cergam bertema ikan buntal kepada saya. Subhanallaah, gambar yang sempurna! Mirip komik betulan.

Hanya saja, jika ’penyakitnya kumat’, alamat rusak kegiatan belajar mengajar... suaranya yang lantang dan keras, pastilah akan mendominasi ruang kelas. Kasian juga liatnya, hmm, kalo bahasanya psikologinya penyakit ADHD kali ya... mudah marah, gampang tersinggung dan sulit mengendalikan diri saat emosinya memuncak.

”ayo ikut ibu...” saya memapahnya kembali ke kelas. Saya tau, biang masalahnya ada di kelas.

”siapa yang sedang ada masalah dengan Rizan? Ayo Ishlah!” Rizan pun menghentikan tangisnya.

Dan saya pun melihat ada wajah yang sedang tertekuk, sebut saja namanya Izzuddin.

”Innamal mu’minuuna ikhwah...sesungguhnya sesama mukin itu bersaudara, kata Allah lhoo...” saya mulai mengeluarkan jurus jitu; berdalil.

”Ayo, bermaafan!”

”Siapa saja yang memaafkan lebih dulu, dia lebih mulia di sisi Allah”

Tanpa disangka, Rizan lah yang terlebih dulu mengulurkan tangan dan mendekat pada Izzuddin, tanpa memerlukan waktu yang lama, mereka pun bersalaman.

”ayo pelukan, ucapkan permohonan maafnya!” saya sedikit membuat permintaan.

Tak disangka, mereka pun kembali melakukannya.

”Subhanallah... generasi dambaan Rasulullah nih, mudah-mudahan perselisihannya tidak terulang ya... lain kali Rizan tidak boleh emosional ya!...ini kata Rasulullah lho zan, ”laa taghdhob!” janganlah kamu marah-marah!”

Dan saya pun bertashbih!... subhanallah... rizan, yang sangat kami kenal sulit sekali terkondisi saat sedang marah, dengan mudahnya mengendalikan emosinya, setelah diingatkan dengan bahasa dalil... subhanallah...subhanallah!

Minggu, 02 Agustus 2009

hari bebas tugas

ahad kemarin betul-betul hari istimewa buat saya. bukan, bukan karena saya berulang tahun, karena tanggal kelahiran saya mah sudah lewat. yang mebuat saya merasa istimewa adalah, hari itu adalah hari saya 'dibebaskan' dari segala rutinitas di rumah. ya! suami memberikan kesempatan saya rehat dan beristirahat hari itu...

subuh hari, disepakatilah bahwa saya boleh melakukan apa yang saya inginkan. tak perlu pusing memikirkan anak-anak, memandikan dan menyuapinya...

"ayah seharian ini ga ada kegiatan mi..., biar anak-anak sama ayah aja...gapapa kok" suami saya meyakinkan.

"bener lho yah gapapa?"

"trus, umi dikasih waktu sampe jam berapa?" saya memvalidasi izin dan keridhoannya

"yaa...mmm, seselesainya urusan ummi deh...terserah ummi mau ngapain"

wah, jujur saja, diberi keleluasaan begitu malah bikin saya bingung. meski bingung, tapi kesempatan itu tidak saya sia-siakan. akhirnya, selepas sholat subuh, bergegaslah saya membereskan rumah; nyapu (kalo hari minggu ga ngepel), beberes kamar, parabot dan mainan anak-anak yang masih terserak, mbereskan cucian, cuci piring dan tak lupa : masak! (kebetulan nasi tinggal ngangetin, masih tersisa sayur sop bakso, jadi tinggal ngangetin juga... jadi kemarin cuma goreng ikam mas aja...). habis itu saya mandi, dan menyiapkan susu panas favorit untuk 3 orang istimewa yang sangat saya sayangi, susu coklat milo untuk ayah dan teteh..dan susu bendera vanilla buat aa.

pagi jam 6 anak-anak masih pules tertidur..yah wajar, lha malem baru bobo jam 23.oo... pasti masih pada ngantuk. sambil mengerjakan ini-itu saya mikir-mikir, "enaknya hari ini ngapain ya?..bingung dah gua!".. hehe, dikasih kesempatan libur bingung, ga dikasih mumet. lucu! manusia emang gitu ya?:)

tibalah saat saya berangkat untuk tujuan yang belum saya putuskan. tapi di dalam hati, saya sudah memantapkan diri, bahwa hari ini disaat saya diberi kesempatan untuk menikmati detik-detik waktu melepas kepenatan dari rutinitas, akan betul-betul saya gunakan sebaik mungkin supaya sepulang saya nanti saya punya semangat dan energi yang baru. setelah berpamitan kepada suami, berangkatlah saya, tak lupa membawa tas gemblok kesayangan, dan beberapa buku panduan haji pinjaman nenek Djuswita yang baik hati yang belum khatam di baca.

di perjalanan, sambil berjalan kaki menuju pangkalan angkot 06 saya mulai berpikir, "kira-kira, enaknya ngapain ya?... "mm, ke spa? nyalon ajah kitu?" halaah, so iye pisan nya? :) buru-buru saja saya delete rencana itu, selain tidak punya pengalaman spa-spa an begitu rupa, faktor uang juga jadi kendala (belum gajian ceritanya). mungkin lain lagi ceritanya kalo si dompet masih agak 'tebel', sekali-kali boleh lah dicoba...hihihi..

atou ke jakarta ajah gituh, ke kampung melayu atou ke kampung rambutan atou ke depok jumpa sohib, swit-swit memorian sekalian ngobroling tema parenting, sharing pengalaman dan bahas masalah emak-emak. ah bener-bener bingung...
"ah, kumaha engke weh lah...mungkin di angkot saja keputusannya mau kemana" pikir saya. ditengah kegalauan itu, lewatlah sebuah angkot di depan hidung, karena tangan terlambat mberi kode, lewatlah si angkot dengan damai... telat sih yul!

akhirnya sambil merenung saya tunggu angkot berikutnya. tak lama berselang, do'a saya terkabul...yap! angkot! setelah naik dan merapikan posisi... mulailah saya memutar otak lagi... "ya Allah, saya dikasih libur sama suami...tapi kemana ya?"

"apa ke kebun raya aja? menyepi disana sambil baca buku dan buka laptop, nerusin nulis modul dan nulis buku untuk oleh-oleh haji?... eeerrghh, tapi ga kebayang banget, sekarang kalo pagi bogor kan dingin banget, yang ada entar di kebun raya saya nguap terus, ngantuk... capee deeh..." otak saya terus bekerja menimbang-nimbang.

"atou ke mesjid aja kali ya... bisa sekalian kontemplasi, sholat dan taubat!"

saya pun tersenyum. sendiri. ya sendiri dong, kan saya naik angkotnya sendirian... meski di angkot ada penumpang lain, tapi mereka kan ga tau apa yang saya pikirin..hehe

"ya... mesjid!... sekalian bisa mengktahamkan buku dan nulis" :) thats right! hoorreeee!

untunglah saya tidak terlambat mengambil keputusan. dan akhirnya pagi itu saya memutuskan untuk memanfaatkan waktu untuk berkontemplasi. tibalah saya di pintu sebuah mesjid besar di kota bogor, mesra (mesjid raya). alhamdulillaah...

begitu memasukinya, muktamir masih belum selesai bebenah masjid, tapi saya cuek saja... saat itu memang kurang lebih masih jam 7 pagi. ini masjid kan buka 24jam, pikir saya.

"punten ya mba..." sapa saya begitu saya lihat mba-mba yang sedari tadi menyapu karpet sajadah di tempat sholat akhwat. mulailah saya wukuf berjam-jam di atas sajadah yang tadi dibersihkan oleh muktamiroh masjid. membaca mushaf kesayangan yang udah lecek dan lepas-lepas, menekuri buku manasik haji, dan sedikit menulis karena laptopnya keburu mati, hehe.

setelah merasa cukup karena pegal. saya pun mulai merindukan gelak tawa anak-anak dan senyum manis suami tercinta. adzan dzuhur pun berkumandang. selepas itu saya pun menelpon suami.

"ayah gimana anak-anak, aman?"

"aman mi... ni lagi pada maen"

"yah...ummi udah nih, pengen pulang... kalo anak-anak ga cape jemput ummi ya..."

"emang ummi dimana, habis ngapain?" suami saya kayaknya keheranan.

"ummi habis wukuf, kontemplasi, di mesjid raya... jemput yaa.."

"okee..." jawabnya...

sambil menunggu suami dan anak-anak datang menjemput, saya sempatkan ke perpustakaan masjid yang lesehan di pojokan masjid... mata saya langsung jatuh cinta pada satu tulisan karya neno warisman ; 'trilogi opera keluarga" (kalo tidak salah) matahari ogi tersenyum karena maghfiy, begitu kurang lebih judulnya. buku yang luar biasa... mata saya sampe berkaca-kaca membaca beberapa pengalaman bunda neno dalam mendidik anak-anaknya...sangat inspiratif. meski baru membaca beberapa kisah, tp saya sudah bisa menangkap benang merah dari tulisan berisi pengalaman langsung dalam mendidik anak tersebut; Jadilah orangtua yang menjadi contoh terbaik bagi lakon anak-anak. jadilah orangtua yang mampu menciptakan anak laksana bintang yang senantiasa bersinar, meski awan gelap menyelimuti langit.. subhanallah. ya Allah, bimbinglah saya agar bisa sabar menghadapi tingkah polah anak-anak yang terkadang menyebalkan, heueueu...saya pun menangis.

tak lama berselang, sosok balita yang berjalan dengan kaki dihentak dan kepala agak botak pun muncul di hadapan muka saya. "faqih!" dan faqih pun menggelendot manja seperti biasa..

"ummi ngapain di mesjid? berjuang ya?" tanyanya

seperti biasa, setiap kali saya keluar rumah dia akan membahasakannya "ummi sedang berjuang". saya pun hanya tersenyum sambil menciuminya..

"mana ayah sama teteh a?" tanya saya

"tuuh! teteh bobo mi, di angkot tadi teteh bobo" faqih memberi penjelasan...

selepas itu, kami pun pulang bersama-sama. tak lupa, singgah dulu di barber shop murah meriah untuk memlontoskan rambut faqih yang padahal sudah agak botak... ah, jika saya ceritakan kenapa akan panjang sekali ceritanya. intinya sih, rambut faqih pitak karena saat dia main gunting, dia bereksperimen pada rambutnya sendiri...malah rambut adiknya pun ikutan digunting..hehe. dasar si aa! :D akhirnya, supaya eye catch dan tidak disangka aa borokan kepalanya, kami putuskan untuk 'merapikan' rambutnya, dengan cara dibotakin... untungnya faqih pun menerima saran kami dengan ikhlash, hehe. cukup dengan menyiapkan sebotol nu green tea dan kerupuk rambak 1 bungkus buat faqih, sukses lah prosesi 'tahallul'nya faqih...

"huaa... aa botak mi" si teteh senyum kegirangan liat kepala aa-nya yang plontos.

hari itu memang menyenangkan, dan tulisan ini tidak ada maksud apapun selain ingin sekedar berbagi pengalaman. apa yang saya alami, sangat mungkin pernah dialami oleh yang lainnya. tapi izinkan saya menutupnya dengan sebuah kesimpulan, bahwa memberikan kesempatan kepada orang terdekat untuk menikmati kesendiriannya, melakukan aktivitas yang disenanginya dengan bebas, tentu akan sangat menyenangkan. itulah yang saya rasakan, meski hanya beberapa jam saja...dan saya pun kembali bersemangat. layaknya hp yang udah lowbatt di carge lagi... pfiuuh, bebas dari kepenatan sejenak, siap semangat untuk kembali melayani suami dan anak-anak...

makasih banget yah atas kesempatan yang diberikan... :)